Jumat, 10 Januari 2014
Biangkerok Copy Paste Dibalik Tugas
Oleh : Ade Romadoni
Copas biasa dikenal dengan
sebutannya yang simple dan sebenarnya berasal dari kata copy
paste yaitu cara menggandakan
dan menempelkan sebuah kalimat atau hasil karya orang lain dari sumber
referensi tanpa mencantumkan alamat URL referensi dan tanpa merubah kata-kata
sesuai dengan sumber. Kegiatan copas termasuk kedalam tindakan penjiplakan karena
ketika akan membuat kalimat menurun sama persis kata-kata dari referensi tanpa
merubah, seperti hanya digandakan saja. Akhir-akhir ini masalah tentang copas
termasuk kedalam hal yang haram karena mengambil ciptaan karya orang lain tanpa
kita ijin terlebih dahulu dan tanpa mencantumkan alamat URL nya.
Akahir-akhir ini fenomena copy paste itu sudah sangat banyak dan sudah sangat biasa
dikalangan pelajar dan mahasiswa, entah
itu disengaja ataupun tidak terkadang orang tidak sadar apa yang mereka tulis
adalah hasil karya orang lain. Copas itu berbeda dengan mengutip, mengutip
adalah mencatat ulang kalimat dengan kalimat sendiri tetapi intinya sama dan
tetap mencantumkan sumber referensinya.
Sebab-sebab mahasiswa melakukan
copy paste adalah karena mahasiswa malas untuk mengerjakan tugas dengan
mandiri, terlalu dimanjakanya sekarang dengan internet yang semuanya telah ada,
dan ironisnya orang tersebut tidak sadar apa yang dia lakukan adalah copy paste karen ketidak tauan tentang tata cara
pengutipan yang benar. Tentang masalah perkembangan terknologi dan informasi
memang semakin memudahkan manusia dalam berbagai bidang, contohnya saja seperti
sekarang ini untuk mencari tugas kita cukup hanya memasukan kata kunci ke akun
Google dan jawaban akan keluar, ini juga termasuk faktor utama penyebab copy
paste karena perkembangan internet tidak lagi dapat kita bendung.
Sebenarnya jika dalam masalah
ini yang tersoroti adalah pelajar/ mahasiswa, tetapi sebenarnya ada yang
menyebabkan mengapa palajar melakukan tindakan penggandaan dan penempelan itu
sendiri karena tugas dari guru/ dosen yang tidak inovatif, guru biasa
memberikan tugas mengenai penelitian-penelitian yang tidak dilandaskan dengan
potensi siswanya yang nantinya menimbulkan copy paste karena siswa tidak banyak tau tentang penelitian
tersebut.
Solusi untuk memberikan tugas
dengan membuat apa yang mereka tekuni adalah cara yang efektif untuk
menghindari copy paste dalam pengerjaan tugas, maka dari itu guru harus dapat
menggali terus bakat dan potensi siswanya dengan cara-cara yang berbeda dari
pemberian penugasan. Canangkan bahwa kegiatan plagiat itu tidak diperkenankan
dan melanggar hukum hak cipta. Dengan cara diatas efektif untuk mengurangi kebiasaan
siswa dalam copy paste dalam pengerjaan tugas.
Senin, 09 Desember 2013
Jejaring Sosial Penyebab Pendewasaan Dini pada Remaja
Oleh: Ade Romadoni
Jejaring sosial adalah situs
web yang memungkinkan penggunanya membuat profil, melihat daftar pengguna yang
tersedia serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalm situs ini. Saat
ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat hal ini yang membuat jejaring
sosial mudah untuk diakses dimasyarakat. Perkembangan internet saat ini terus
mengalami peningkatan setiap harinya hal ini dikarenakan adanya tunjangan-tunjangan dari infrastruktur-infrastruktur
yang semakin canggih dan memadai seperti contohnya ponsel dan laptop yang
semakin canggih serta biaya internet yang terjangkau untuk semua kalangan tidak
hanya kalangan atas saja. Awalnya jejaring sosial digunakan hanya untuk
mempermudah komunikasi manusia diberbagai belahan dunia tapi nyatanya
pernyataan tersebut sudah mengalami pergeseran, sekarang jejaring sosial tidak
lagi hanya untuk komunikasi jarak jauh saja tetapi sebagai wadah pencarian
jodoh dan pencarian teman.
Di era modern saat ini siapa yang tidak mengenal facebook
dan tweeter, pengguna terbanyak adalah kalangan remaja tapi tidak sedikit juga
anak-anak sudah mengakses situs jejaring sosial tersebut. Jejaring
sosial merupakan media masa
yang sangat dekat dengan remaja, alasan kebanyakan para remaja menggunakan
jejaring sosial saat ini ialah untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan
untuk memperoleh teman yang banyak. Jejaring sosial memang sangat membantu
untuk mencari informasi tugas tetapi tidak sedikit pula yang memanfaatkannya
hanya untuk bermain-main dan berkicau tidak jelas di facebook maupun tweeter.
Dalam perkembangan jejaring sosial saat ini membuat remaja
khususnya megalami kecanduan dalam penggunaannya. Hal ini dapat berdampak buruk
bagi perkembangan remaja. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan karena kecanduan mengakses jejaring sosial adalah mengurangi konsentrasi belajar anak, anak
menjadi pemalas karena mereka lebih sibuk dengan dunia maya dibandingkan dengan
mengerjakan sesuatu lainnya yang lebih penting bahkan mereka akan lebih suka
dan tekun dalam bermain internet seperti jejaring sosial daripada belajar,
menjadi kurang bersosialisasi sebabnya karena jejaring sosial akan membuat
remaja khususnya lebih memikirkan diri sendiri tanpa menyadari akan lingkungan
sekitarnya.
Jejaring sosial dapat menyebabkan anak mengalami
pendewasaan dini karena penambahan teman yang tidak dikenal sebelumnya serta
perbincangan maupun chating dijejaring sosial menyebabkan orang yang tadinya
tidak kenal menjadi dekat hanya dengan melalui dunia maya. Kebanyakan dari
mereka khususnya remaja ketika masuk menggunakan jejaring sosial tidak tidak
menjadi dirinya sendiri, mereka bertingkah seoala-olah menjadi pribadi yang
sudah dewasa dan bijaksana padahal dalam praktiknya mereka hanya ikut-ikutan
dalam menjadi pribadi yang dewasa agar lebih terlihat bijaksana dan disukai
banyak teman dijejaring sosial, mereka tidak mengetahui dampak pendewasaan dini akibat dari jejering sosial itu sendiri.
Selasa, 03 Desember 2013
Menjadi Sosok Maniak Game Online
Oleh : Ade Romadoni
Maniak
game online cenderung sangat
identik hubungannya dengan dunia keremajaan, dimana pada usia remaja telah
mengetahui keasyikan-keasyikan bermain walaupun disela-sela banyak sekali
pekerjaan. Tidak dipungkiri game online sudah sangat luas penyebarannya hampir
merambah semua wilayah-wilayah perkotaan bahkan didesa pun sekarang sudah
merebak game online karena internet mulai dapat diakses diseluruh
pelosok-pelosok desa. Kata maniak sendiri berarti bahwa kecenderungan seseorang
pada sesuatu yang sifatnya berlebihan atau over, hal semacam ini bisa
dikarenakan karena orang sangat menyukai hal tersebut, ataupun selalu
mengaksesnya setiap saat pada waktu luangnya dan tidak pandang akan waktu serta
apakah ada hal yang lebih penting yang harus diselesaikan daripada menekuni
kesukaannya. Sangat banyak istilah-istilah yang muncul saat ini seperti maniak
facebook yang artinya sangat sering bahkan bisa dikatakan setiap saat membuka
facebook dan update status setiap akan dan sesudah melakukan moment yang apakah
updatenya penting atau tidak itu tetap dilakukan, maniak tweeter hal ini hampir
sama dengan maniak facebook hanya saja pada publisnya saja yang berbeda seperti
ngetweet hal-hal yang tidak penting sampai tidak ingat waktu, maniak game
artinya bermain game yang membuat pemainnya ketagihan dan terus memainkan
gamenya sampai sipemain benar-benar lelah dan tidak sadar akan waktu.
Memang
yang namanya game itu disukai setiap anak-anak, remaja bahkan orang dewasa
sekali pun, karena game mengandung unsur menghibur dan mengasyikan sebagai
sarana untuk menghilangkan penat setelah melakukan hal yang membuat stres, tapi
juga ada hal negatif yang ditimbulkan game itu sendiri mulai dari ketagihan dan
lupa waktu. Maniak game online misalnya orang akan rela menghabiskan
waktunya didepan laptop ataupun komputer untuk bermain game kesukaannya hingga
lupa akan hal lain yang harus dikerjakan, parahnya lagi fenomena ini sekarang
banyak siswa bahkan mahasiswa yang menjadi maniak game. Orang tua terutama yang
sangat mengkawatirkan hal ini karena bisa mengganggu waktu belajar anak dan
mengeluarkan uang lebih untuk anaknya kewarnet ataupun untuk membeli game di
store game online.
Kebiasaan
seperti ini memang sangat susah untuk dihilangkan, nyatanya saja pada mahasiswa
sekarang ini banyak sekali para maniak-maniak game yang bermain game digazebo
kampus misalnya dari pulang kuliah jam 3 sore sampai jam 3 pagi dihabiskan
waktunya untuk bermain game online dikampus yang memang menghemat uang karena
memakai wifi kampus tetapi hal semacam ini sangat mengkawatirkan pada kesehatan
dan kuliah anak tersebut. Efeknya bisa saja saat ada kuliah pagi anak tersebut
tidak berangkat kuliah karena tidur setelah semalaman suntuk bermain game.
Hebatnya para mahasiswa sangat matang dalam mempersiapkan segala persiapan yang
akan digunakan untuk bergadang barmain game dikampus mulai dari lotion nyamuk,
cemilan, sarung, dan sabun cuci muka. Biasanya mahasiswa jika setelah bergadang
bermain game kemudian kuliah pagi pasti mahasiswa tersebut terlihat kantong
matanya besar, matanya merah, lesu, serta nampak tidak semangat ketika
mengikuti perkuliahan, melihat daya tahan serta kebiasaan bermain game online
hingga lupa waktu mengindikasikan ciri-ciri para maniak game online.
Senin, 25 November 2013
Gaya Ukir Rambut (Headstyle)
Ukir rambut dikenal dengan seni gaya pada anak
jaman sekarang , gaya ini memadukan antara seni keindahan dan kelihaian serta
kemahiran seorang pencukur untuk memainkan alat cukurnya yang terinspirasi dari
keluwesan garis-garis yang memunculkan
keindahan bagi yang melihatnya. Gaya semacam ini sangat mudah untuk diterima
anak jaman sekarang karena memperlihatkan keunikan serta kecirikhasan bagi
peminatnya yang notabene para pemuda yang sangat senang mencari sensasi serta
jati dirinya. Gaya ini sebenarnya telah ada sejak dulu tepatnya di London
Inggris pada akhir tahun 1960-an yang dikenal dengan nama skinhead. Pada
dasarnya seorang laki-laki jika memotong rambutnya rapi dan terlihat bersih
serta tidak banyak gaya tetapi kata itu sekarang telah bergeser seiring silih
bergantinya era, sitiap era memiliki khasnya masing-masing gaya jambul tin-tin
misalnya gaya dengan rambut depan menjulang keatas layaknya cula yang beken
pada era perfilman serial tin-tin, gaya rambut elvis dengan gayanya yang rapi
serta mengkilat, dan semakin medernnya
zaman semakin bervariatif pula gaya potongan rambut laki-laki.
Rambut memanglah mahkota tidak hanya pada wanita
tetapi pada pria juga, diera sekarang ini anak-anak yang baru berumur 6 atau 7
tahun telah mengerti apa itu style dalam potong rambut sangat mengerti dan
menginginkan gaya untuk menunjang kepercayaan dirinya, hal ini yang menjadi
cikal bakal merebaknya style-style gaya rambut mudah diterima kaum muda.
Berlanjut pada tingkat selanjutnya yaitu siswa yang sangat peka dalam
perkembangan mode dan fashion baik karena pengaruh lingkungan juga karena gaya
hidup yang hedonisme yang menuntun pada glamorisasi. Gaya rambut sekarang ini
yang banyak diminati siswa-siswa serta anak muda adalah gaya rambut mowhak dan
gaya ukir rambut atau yang sering dikenal dengan skinhead (gaya ukir rambut).
Dibalik keunikan setiap gaya rambut seperti
skinhead tetap saja memiliki nilai (value) yang kurang dimata beberapa orang,
siswa terutama ketika disekolahnya ada aturan yang mengharuskan siswa berpotong
rambut rapi atau potong 3 2 1, tapi guru
melarangnya dengan dalih kerapian dan kesopanan dilingkungan sekolah,
hal ini lah yang kemudian menimbulkan nilai yang kurang untuk style-style yang
bisa dikatakan ekstrim ini. Kemudian menimbulkan banyak konflik pelanggaran
peraturan yang dilakukan siswa masalah gaya rambut.
Banyak cara untuk mengkreasikan diri salah satu
cara kreasi diri yaitu melalui gaya rambut, tapi harus disadari pula setiap hal
ada batasannya terutama untuk siswa yang masih duduk dibangku persekolahan
untuk menuntut ilmu pastilah banyak hal yang harus dipatuhi karena melanggar
peraturan sama saja dengan menyalahi aturan. Melalui pemahaman-pemahaman kecil
seperti inilah harusnya semua mengerti posisinya dan menempatkan posisi diri
yang tepat. Setiap gaya rambut sebenarnya sudah ada tempatnya masing-masing,
contohnya gaya potongan pendek dan rapi tepat untuk anak sekolah dan
pekerja-pekerja kantor, gaya rambut diwarnai biasa digunakan artis-artis saat
tampil dilayar kaca, dan masih banyak yang lainnya dan posisinya masing-masing
seperti gaya headskin itu sendiri.
Rabu, 13 November 2013
Sinar Harapan
Ketika
fajar mulai muncul, tampaklah
seorang gadis sedang
menyusuri jalan panjang
berkelok dekat rumahku.
Gadis dengan tinggi
kira – kira 160cm itu
berparas cantik. Rambutnya
yang panjang indah,
melengkapi kecantikan wajahnya.
Dengan mengenakan seragam
sekolah lengkap, digendongnya
tas berwarna merah
yang dari luar
terlihat sesak dengan
buku – buku pelajaran. Kulihat
sepasang sepatu penuh
lubang tak layak
pakai menempel di
kedua kakinya. Namun
demikian, ia tetap
menapaki jalan dengan
penuh semangat. Setiap
berjumpa dengan seseorang,
ia selalu tersenyum
lebar menampakkan keramahan.
Dia adalah Ratna
gadis cantik yang
selalu semangat.
Ratna
terlahir dari sebuah
keluarga yang memiliki
kesulitan ekonomi. Ayahnya
hanyalah seorang tukang
sol sepatu keliling.
Beliau hanya berkeliling
di sekitar desaku.
Pendapatan yang dihasilkan
per hari paling
banyak Rp.25000,00. Sedang
ibunya, adalah seorang
penjual gorengan di
pagi hari yang
berpenghasilan per hari
Rp.10000,00 hingga Rp.15000,00.
Sulit dibayangkan bagaimana
cara mereka menghidupi
anak – anaknya. Padahal, selain
Ratna mereka masih menanggung biaya
hidup dua orang
anak. Ratna memiliki
dua adik yang
berumur 7 dan
3 tahun.
Ratna
bersekolah di sebuah
SMK di Gombong.
Jarak rumahnya dengan
sekolah berkisar 10km.
Oleh sebab itu,
ia selalu berangkat
sangat pagi agar
tidak terlambat sampai
di sekolah. Memang,
tiba di sekolah
ia masih memiliki
banyak waktu sebelum
jam pelajaran dimulai.
Namun, ia bukanlah
seorang yang senang
menyia – nyiakan waktu. Teman – temannya yang
telah tiba di
sekolah memilih bergabung
menjadi satu di
luar kelas hanya
untuk memperbincangkan sesosok
lelaki yang sedang
menjadi idaman mereka.
Tapi, lain dengan Ratna.
Ia lebih memilih
tetap berada di
dalam kelas dengan
tenang meski harus
sendiri. Dibalik ketenangannya, dibacanya
buku pelajaran yang
hendak diajarkan hari
ini. Sama sekali
dirinya tidak peduli
dengan apa yang
dilakukan teman – temannya. Yang
ada dalam pikirannya
hanyalah belajar agar
tidak mengecewakan kedua
orang tuanya serta
mempertahankan beasiswa anak
berprestasi yang telah
ia dapat selama
ini di SMK
itu. Sesekali temannya
berkata,
“Hey
Ratna untuk apa
kau belajar terus – menerus, toh
kami semua belum
ada yang mampu
mengalahkan kepintaranmu.”
Tapi,
itu tak pernah
membuatnya kendor belajar. Ia
justru lebih bersemangat
untuk selalu belajar.
Terkadang ada juga
yang melontarkan ejekan – ejekan seperti,
“Dasar
kutu buku ! Adanya cuma
membaca buku. Apa
cukup berteman dengan
buku ? Lama – lama
tak ada teman
yang mau mendekatimu..haha”
Itupun,
tak membuatnya berhenti
belajar. Ratna selalu
yakin teman – temannya tetap
mau mengenal dirinya.
Memang benar, karena
ia seorang anak
yang cerdas sehingga
teman – temannya senang berteman
dengannya. Meski ia
tidak pernah bergabung
saat membicarakan lelaki
idaman, tapi teman – temannya selalu
membutuhkan bantuannya saat
mengalami kesulitan dalam
pelajaran.
Ketekunannya selalu
membawa keberuntungan. Ia
selalu menjadi bintang
kelas dan mendapat
peringkat pertama dalam
1 jurusan. Karenanya,
ia mendapatkan beasiswa
anak berprestasi hingga
saat ini. Jika
tidak mendapatkan itu,
mungkin ia tergolong
anak yang putus
sekolah karena keadaan
keluarga yang sangat
tidak memungkinkan. Awalnya
orangtuanya tidak menyetujui
Ratna melanjutkan pendidikan
ke jenjang SMK.
Apalagi bila harus
masuk SMK yang
menjadi pilihan anaknya.
Itu disebabkan mereka
tidak mampu berfikir
bagaimana harus membiayai
pendidikan anak sulungnya
yang begitu mahal sedang
untuk makan saja
susah. Tapi, Ratna
berusaha meyakinkan kedua
orangtuanya. Ia tak
ingin ilmunya berhenti
hingga tingkat SMP.
Berkat dukungan salah
seorang orangtua teman
Ratna, akhirnya orangtuanya
pun mengizinkannya untuk
melanjutkan pendidikan.
Ratna pernah
sedikit bercerita kepadaku
tentang kejadian 3
tahun lalu. Begini
ceritanya :
Ratna pernah
mengalami kejadian yang
sangat menyedihkan. Ia
hampir kehilangan perannya
sebagai seorang anak.
Kesalahan yang begitu
besar dibuatnya. Bantahan – bantahan yang
begitu kuat dikeluarkan
untuk membuat hati
ayahnya luluh. Tapi,
ternyata salah perkiraan.
Ia justru diusir
dari rumahnya. Waktu
itu ia berkata,
“Pak,
aku mohon izinkan
aku sekolah lagi.
Aku tidak ingin
putus sekolah. Aku
ingin seperti teman – temanku.”
“Ratna,
bapak kan sudah
bilang kau tidak
usah sekolah lagi.
Sudah saatnya kau
membantu kami untuk
membiayai adik – adikmu.” Kata
ayahnya.
“Tapi
pak, aku masih
sangat ingin sekolah.
Aku janji tidak
akan mengecewakan bapak
bila aku sekolah
nanti.” Katanya merengek.
“Tidak ! Bapak
tetap tidak akan
mengizinkan !” Kata
ayahnya dengan nada
tinggi.
Saat itu juga
Ratna terisak. Ia
bersujud di kaki
ayahnya sambil terus
memohon.
“Pak, aku
mohon pak.”
“Tidak ya
tetap tidak !”
kata ayahnya tegas.
“Bapak jahat
! Bapak ini
orangtua apa, anak
mau sekolah tidak
didukung. Jika aku
pintar juga untuk
keluarga !” Begitu
tinggi nadanya. Entah
setan apa yang
menghasutnya sehingga ia
mampu membentak ayahnya.
“Dasar
anak kurang ajar
! Kau sudah
berani bentak bapakmu
ini ?! Apa
kau sudah lupa
siapa yang membiayai
hidupmu hingga kini
? Sudah lupa
kau ?!” bentak ayahnya
tidak terima dengan
perkataan anaknya. Ditendangnya
tubuh Ratna yang
sedang bersujud di
kakinya. Ratna pun
berontak ,
“Ya sudah
terserah bapak !
Sekarang mau bapak
apa ?” tanyanya
sambil terus terisak.
“Kurang ajar
! Dasar anak
durhaka !” dan…
“Plllaakkkk !” ditamparnya
pipi Ratna.
“ Pergi
kau dari rumah
ini ! Pergi
! Anak durhaka
pergi kau !”
diusirnya Ratna dari
rumah.
Dengan
segera Ratna berlari
keluar rumah, awalnya
ia seperti tanpa
arah. Namun akhirnya
ia tiba pada
sebuah rumah milik
temannya yaitu Ika.
Diketuknya pintu rumah
Ika. Hingga ia
dipersilahkan masuk. Dijelaskannya
tentang kejadian yang
menimpa dirinya. Bu
Desi yang mendengar
merasa iba. Beliau
adalah bunda Ika.
Ia adalah seorang
pengusaha sukses yang
dermawan. Bu Desi
bergegas menuju rumah
Ratna untuk mengantarkannya pulang
dan meyakinkan ayahnya
agar Ratna bisa
sekolah lagi.
Bu Desi menjelaskan
maksud kedatangannya kemudian
beliau berkata,
“Pak,Bu,
yakinlah anak kalian
akan bisa menjadi
orang besar. Saya
yakin ia mampu
mengangkat derajat keluarga
nantinya.”
Namun,
tak jarang Bu
Desi justru mendapat
bantahan dari orangtua
Ratna. Ayah Ratna
berkata,
“Darimana ibu
tahu ? Saya
ini kan orangtuanya.
Saya lebih tahu
mana yang pas
untuk anak saya.
Dan saya rasa
anak saya sudah
saatnya mencari uang
untuk membantu membiayai
kedua adiknya. Ya
kalau untuk mengangkat
derajat seharusnya bekerja
bukannya sekolah bu.”
Bu Desi tetap
bersikukuh agar Ratna
dapat melanjutkan sekolah.
Ia pun berkata,
“Bapak
benar, bapak memang
ayah Ratna. Tapi,
saya ini hanya
ingin Ratna menjadi
seorang yang sukses.
Ini untuk kebaikan
keluarga Bapak juga.”
“Saya
tahu bu. Tapi
siapa yang akan
membiayai anak saya
? Jujur saya
sudah tak mapu
memikirkan biaya sekolahnya.
Untuk makan kami
berlima terkadang uang
yang saya dapatkan
juga masih kurang.
Tak mampulah saya
bila harus membayar
biaya sekolah yang
begitu mahal.” tutur
ayah Ratna.
“Iya
benar bu.” sahut
ibu Ratna.
“Jika
itu, bapak dan
ibu tidak perlu
khawatir. Saya yang
akan menanggung seluruh
biaya sekolahnya. Bagaimana
?” kata bu
Desi.
“Ibu
tidak usah bercanda,
ibu ini kan
orang lain tidak
ada ikatan darah
sama sekali dengan
keluarga kami. Mana
mungkin ibu akan
menanggung biaya sekolah
anak saya ?”
kata ayah Ratna
tidak percaya.
“Saya
memang tidak ada
ikatan darah dengan
keluarga Bapak, tapi
saya ingin membantu
anak Bapak. Karena
anak Bapak anak
yang cerdas. Sangatlah
sayang bilamana ilmunya
berhenti sampai di
sini.” Terang bu
Desi.
“Atau jangan
– jangan ibu memiliki
maksud terselubung ?
Apakah setelah anak
saya lulus ibu
akan menjual anak
saya untuk menguntungkan
ibu ? Jahat
sekali ibu ini.
Lebih baik ibu
sekarang keluar dari
rumah saya !
Saya tidak butuh
bantuan ibu !”
bentak ayah Ratna.
Sepertinya ia khawatir
anaknya hanya dimanfaatkan
oleh bu Desi.
“Bapak,
sebelum saya keluar,
izinkan saya berkata
bahwa saya tidak
ada maksud apapun.
Saya tulus membantu
anak bapak. Tidak
ada dalam fikiran
saya hendak memanfaatkan
anak bapak. Saya
akan pulang dan
terimakasih.” Kata bu
Desi yang kemudian
pergi meninggalkan rumah
Ratna.
Kata – kata
ibu Desi terus
terbayang dalam
pikiran ayah Ratna
hingga malam hari
beliau tak mampu
memejamkan mata. Beliau
berkata kepada istrinya,
“Menurutmu
bagaimana bu ,
apa kita izinkan
Ratna untuk bersekolah
lagi ?”
“Terserah
bapak saja. Tapi
menurutku bu Desi
tulus hendak membiayai
anak kita.” Jawab istrinya.
“Ya sudah
besok kita ke
rumahnya. Sekarang lebih
baik kau istirahat.”
Kata ayah Ratna.
Sementara
istrinya tertidur, ia
memikirkan bagaimana kata – kata
yang pas untuk
menerima tawaran itu
serta meminta maaf
karena ia telah
mengusir bu Desi.
Ayah Ratna pun
bangun dari tempat
tidurnya dan keluar
kamar. Rupanya di
luar ada anak
kesayangannya Ratna. Sebenarnya,
dari tadi ia
mendengarkan perbincangan ayah
dan ibunya. Ratnapun
memohon kepada ayahnya
agar diizinkan bersekolah
lagi serta meminta
maaf atas apa
yang dilakukannya siang
hari tadi. Ayahnya
menjelaskan bahwa ia
akan mengizinkannya melanjutkan
pendidikan dengan menerima
tawaran ibu Desi.
Beliau juga meminta
maaf telah menampar
Ratna dan mengusirnya
dari rumah. Ratna
sangat bahagia dan
ia dapat tidur
nyenyak malam itu.
Keesokan
harinya, ayah Ratna
mengunjungi rumah bu
Desi. Ia meminta
maaf kepada bu
Desi karena telah
berbuat kasar dan
menjelaskan bahwa ia
akan mengizinkan anaknya
melanjuttkan pendidikan. Dengan
senang hati bu
Desi memaafkan ayah
Ratna karena ia
juga memaklumi perasaannya.
Itulah
cerita Ratna kepadaku.
Ternyata ia mau
sekolah harus melalui
perjuangan sulit. Diawali
percekcokan yang demikian,
akhirnya Ratna bisa
bersekolah di SMK
ini. Bahkan baru
semester pertama ia
telah menunjukkan prestasinya.
Sehingga ia mendapatkan
beasiswa anak berprestasi.
Bahkan hingga saat
ini ia mampu
mempertahankannya. Jadi, ia
tak perlu lagi
bergantung pada bu
Desi.
Dari
kecil ia memiliki
cita – cita menjadi seorang
penulis. Di jenjang
SMK pun ia
mulai membuktikan kemampuannya.
Terutama di kelas
3 ini. Sedikit
demi sedikit kejuaraan
menulis diraihnya. Mulai
dari menulis puisi,
cerpen, dll. Yang
ia inginkan di
masa mendatang adalah
menjadi penulis novel
terkenal.
Pelajaran
Bahasa Indonesia yang
ia dapat di sekolah sangat
membantunya dalam pembuatan
karya – karya tulisnya. Ketika
ia diperintahkan membuat
referensi dari sebuah
cerpen atau film,
tak pernah ia
mendapat nilai kurang
dari 95. Selalu
didapatkannya nilai tertinggi
di kelas. Teman – temannya terkagum
dengannya.
Lincah
tangannya saat menuliskan
bait – bait puisi. Jari
tangannya bergerak cepat
menuliskan karangannya. Tak
lelahnya ia berlatih
membuat karya tulis.
Memang ia sangat
pandai berkata – kata. Ia
selalu berkata, “Ketika
pena bicara selarik
kata menyilau dunia.”
Karya – karyanya
banyak membawa berkah.
Kini tak ada
lagi sepatu tak
layak pakai karena
ia telah mampu
membeli sepatu dari hasil
karyanya. Tak ada
lagi seragam kumal
karena ia mampu
membeli seragam baru
dari hasil jerih
payahnya.
Ketika
pena bicara .Ya sebuah
perjalanan hidup seorang
gadis cantik. Perjalanan
hidup Ratna selama
ini merupakan perjalanan
hidup penuh cinta.
Tanpa cinta, ia
takkan pernah mendapatkan
yang ia inginkan.
Dari
kisahnya, kudapatkan sebuah
arti kehidupan. Untuk
mendapatkan sesuatu haruslah
kita berjuang mendapatkannya. Hidup
pun harus dipenuhi
dengan cinta agar
kita mampu bertahan
dalam segala keadaan.
Tidak ada yang
mudah dan tidak
ada yang sulit.
Jika berusaha dan
berdoa tentulah semua
akan berujung indah.
Jumat, 08 November 2013
MEDIA PEMBELAJARAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK PADA USIA DINI
Oleh Ade
Romadoni
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
adeliaondloph95@yahoo.com
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
adeliaondloph95@yahoo.com
Abstrak
Media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam
kegiatan pembelajaran, agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.
Ditinjau dari pengertian komunikasi maka proses pembelajaran sebenarnya juga
proses komunikasi. Berdasarkan wawasan bahwa proses pembelajaran adalah proses
komunikasi demikian pula bahwa proses pembelajaran adalah suatu sistem, maka
posisi media pembelajaran adalah sebagai komponen sistem pembelajaran.
Belakangan ini banyak sekali kegagalan-kegagalan penyampaian pesan pembelajaran
dari guru/ pembelajar (komunikator) kepada siswa (komunikan) yang banyak
didasari dengan tuduhan-tuduhan salahnya media pembelajaran yang disampaikan
oleh komunikator yang tidak tepat. Selama ini, sistem dan budaya pendidikan di
Indonesia sangat mengagungkan pembenahan sisi kognitif. Para siswa banyak
dijejali mata pelajaran yang memaksa mereka terampil berhitung dan menghafal.
Mereka diperlakukan laiknya sebuah robot, harus menuruti aturan main yang sudah
dibuat. Padahal, pendidikan bagi anak juga perlu dilakukan untuk mengembangkan
dunia kreatifitas mereka. Pada sesi yang saya bahas ini adalah media yang tepat
untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini adalah menerapkan dan
memperkenalkan media pembelajaran bermain untuk meningkatkan kreativitas anak
pada usia dini.
Kata
kunci: media pembelajaran, kretivitas anak
1.
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan baik
rohani maupun jasmani agar anak lebih siap dalam menapaki pendidikan lebih
lanjut[1].Pernyataan
tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menemukan jawaban dalam
setidaknya dua hal; Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (Direktorat PADU) pada
2011, yang kemudian berubah nama pada 2003 menjadi Direktorat PAUD, dan
diadopsinya istilah “early childhood education” menjadi “pendidikan anak usia
dini” dalam undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Pasal 1 : 14, Pasal 28), yaitu
Pembinaan yang
ditunjukan kepada anak dini didefinisikan sebagai suatu upaya usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut[2]
Menurut UU UU No 28 Tahun 2003 Pasal 28
yang berisi
PAUD
diselenggarakan sebelum Pendidikan dasar; PAUD dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal, nonformal dan informal; Jalur formal berbentuk Taman
Kanak-kanak, RA atau yang sederajat; Jalur formal berbentuk KB, Tempat
Penitipan Anak atau yang sederajat; Jalur informal berbentuk pendidikan
keluarga[3].
Sebelum
menginjak masa anak-anak sebelumnya terlebih dahulu menginjak Masa Prenatal,
Masa periode perkembangan pertama dalam jangka kehidupan manusia dan secara
biologis, hidup dimulai pada jangka waktu ini. Walaupun masa prenatal sangatlah
singkat tetapi mempunyai enam ciri penting diantaranya yaitu sifat-sifat yang
diturunkan oleh orang tua, pengaruh kondisi ibu, perkembangan sifat bawaan,
perkembangan dan pertumbuhan normal banyak terjadi pada fase prenatal, masa
yang banyak mengandung bahaya, dan periode prenatal merupakan saat dimana
orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
Jauh sebelum dilakukan usaha untuk membahas anak-anak secara ilmiah, selama
bertahun-tahun kenyataan yang diterima adalah bahwa pada awal perkembangan anak
merupakan masa yang kritis bagi perkembangan, hal ini bahwa masa kanak-kanak
masa dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru. Pendidikan tersebut
mempunyai pengaruh besar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak maka
dari itu pendidikan selalu dan sangat digalakan oleh pemerintah terutama wajib
belajar 9 tahun yang kini naik menjadi wajib belajar 12 tahun.Hal ini
menghilangkan jalur pendidikan salah satunya yaitu pendidikan informal yang
berpusat pada keluarga,melalui pendidikan informal lah anak memulai mengenal
lingkungan dan pengetahuan awalnya sebelum menginjak jalur pendidikan formal
yang didalamnya ada tahap Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas, dan jalur pendidikan nonformal. Tujuan pendidikan pada umumnya
menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga peserta didik dapat mewujudkan
dirinya, mengamalkan serta ikut berkontribusi dalam masyarakat dan berfungsi
sepenuhnnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Seiring
dengan kemajuan jaman dewasa ini, kesibukan orang tua semakin meningkat
sehingga keluarga kadang-kadang kurang memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya. Keluarga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga
sampai melupakan dan tidak meluangkan waktu untuk anaknya hanya sekedar bermain
bersama atau pun bercengkrama didalam rumah dan alternatif dari keluarga
tersebut adalah menitipkan anak pada babysiter dan pada sekolah PAUD yang
secara sosial berbeda cara mendidiknya ketika didalam sebuah keluarga. Hal ini
disebabkan oleh situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuan sosial ekonomi
masyarakat yang beraneka ragam. Pada masa usia dini lah masa-masa yang sangat
rawan apabila dalam pemberian rangsangan atau stimulan pada anak maka sangat
berakibat fatal pada jenjang masa depan anak nantinya. Pemberian rangsangan
yang tepat pada anak yaitu melalui bermain atau belajar sambil bermain, hal ini
sangat efektif karena pada usia kanak-kanak lah presentase bermain masih sangat
banyak karena “permainan itu suatu perbuatan yang mengandung keasyikan atas
kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan
pada waktu mengadakan kegiatan tersebut”, dan syaraf-syaraf motorik pada anak
sedang berkembang dan mudah sekali menangkap dan menyerap apa yang anak lihat
maupun dengar tanpa tau itu positif atau negatif untuk anak tersebut, untuk itu
peran orang tua sangatlah penting untuk memilih dan mengajarkan anak tentang
pengetahuan-pengetahuan.
Diperlukan
penunjang untuk belajar dan bermain berupa media dalam bentuk alat peraga yang
menarik sesuai karakteristik perkembangan anak. Karena lewat peraga ini lah
cara belajar sambil bermain dipandang efektif untuk mengenalkan hal baru bagi
anak dengan dikemas secara menyenangkan dan mendidik. Hal ini sangat kurang
diperhatikan oleh pendidik dalam bermain dengan tema dan indikator tertentu
pendidik tidak menggunakan media dalam bentuk alat peraga. Hal ini karenanya
kurang kreatifitasnya atau ketrampilan yang dimiliki oleh pendidik dan
indikator lain kurangnya dana pengembangan media pembelajaran, sehingga terjadi
tidak tercapainya tujuan dan harapan.
Awal
masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari ketrampilan
tertentu. Terdapat 3 alasan; Pertama, anak sedang mengulang-ulang dan karenanya
dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai mereka terampil. Kedua,
anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau
dirinya mengalami sakit atau diejek teman-temannya. Ketiga, anak belia mudah
dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan ketrampilan yang
baru dikuasai tidak mengganggu ketrampilan yang sudah ada dan kemampuan otak
anak masih sangat baik untuk menyimpan hal-hal baru yang didapat anak. Melalui
kemampuan anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Anak
dapat menggunakan kata-kata, peristiwa dan benda untuk melambangkan yang
lainnya, maka dari itu pembelajaran menggunakan media alat peraga sangat
efektif.
2.
KREATIVITAS DALAM MEDIA PEMBELAJARAN
Merupakan
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah atau segala bentuk
pemanfaatan segala sesuatu untuk melakukan sesuatu, contohnya yaitu seoarang
anak menemukan sapu terkadang digunakan untuk bermain gitar. Dunia anak
sangatlah imaginatif tetapi kita sebagai orang tua harus pandai-pandainya
mengatur dan mengarahkan anak agar anak tidak salah dalam menuangkan segala
aspek yang telah dia dapat. Kendala utama terhadap kreativitas adalah
pengertian tentang kreativitas sebagai warisan dari orang tua yang hanya
dipunyai pada orang-orang tersebut, kreatif anak tidaklah dapat dilakukan
melalui pendidikan untuk mempengaruhinya. Adapun ciri-ciri kemampuan berfikir
kreatif pada anak[4]
(2011 : 199-120) yaitu berfikir lancar, maksudnya yaitu si anak banyak memiliki
gagasan dan ide serta pertanyaan-pertanyaan yang intinya memikirkan dari satu
hal. Kemampuan berfikir luwes, maksudnya anak menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda dan mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Kemampuan
berfikir orisional, maksudnya yaitu cara penyampaian yang unik beda dari yang
lainnya dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak biasa. Ketrampilan
merinci, maksudnya yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau
produk dan menambahkan atau memerinci dari suatu objek sehingga lebih menarik.
Ketrampilan menilai, maksudnya yaitu menentukan penilaian sendiri apakah suatu
pertanyaan benar, tindakan bijaksana, tidak hanya menentukan suatu gagasan
tetapi juga melaksanakannya.
Untuk
memicu kreativitas anak dalam pembelajaran perlu adanya metode permainan yang
edukatif yaitu permainan yang mengajak anak untuk bermain sambil belajar dan
juga melibatkan media-media yang ada untuk menunjang proses pembelajaran. Untuk
tempat pembelajaran agar lebih hidup dan anak mengenal lingkungannya adalah
lingkungan alam atau outdoor agar anak lebih luas dalam mengembangkan
kreativitasnya, karena lingkungan telah menyiapkan bahan-bahan untuk anak
belajar sambil bermain, bahan-bahan tersebut ada yang berupa bahan mentah
maksudnya bahan yang butuh diolah atau dimodifikasi agar dapat digunakan dalam
pembelajaran contohnya mengajak anak belajar diluar kelas dan akan mengenalkan
permainan-permainan tradisioanal seperti tembak-tembakan yang terbuat dari
pelepah pisang, pendidik/anak harus mengambil pelepah pisang tersebut dari pohon
pisang lalu tidak sampai itu saja tetapi masih perlu ada sentuhan modifikasi
agar menjadikan sebuah tembak-tembakan tersebut hal ini lah yang baik untuk
tumbuh kembang pemikirannya, selain itu juga ada bermain tanah liat yang
menuntut anak untuk kreatif dalam membuat dan membentuk model benda, sedangkan
bahan siap pakai maksudnya bahan yang telah ada dan disiapkan dialam yang
langsung bisa digunakan untuk pembelajaran tanpa harus dilengkapi/modifikasi
contohnya belajar mengenalkan buah-buahan pada anak, anak tersebut tidak hanya
belajar didalam ruang kelas dan diterangkan serta melihat gambar buah tapi anak
diajak untuk melihat objek yang sebenarnya. Permainan edukatif yang kreatif
juga diperlukan yang nantinya akan berfungsi sebagai sumber pengetahuan, ketrampilan
baru bagi anak sekaligus dalam pengembangan nalar dan kreativitas anak seperti
berfikir, menganalisa, memcahkan masalah sendiri, serta berfikir secara
sistematik.
Sebelum kita jauh mengenal tentang media
pembalajaran yang utama harus kita ketahui yaitu apa itu media?,
media
adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan
dari pengirim ke penerima, sedangkan menurut AECT media dalah semua bentuk dan
saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi[5].
Sedangkan
jika media pembelajaran ditinjau dari pengertian komunikasi maka proses
pembelajaran sebenarnya juga proses komunikasi. Berdasarkan wawasan bahwa
proses pembelajaran adalah proses komunikasi demikian pula bahwa proses
pembelajaran adalah suatu sistem, maka posisi media pembelajaran adalah sebagai
komponen sebagai sistem pembelajaran, tanpa media komunikasi tidak akan terjadi
dan demikian pula tanpa media pembelajaran, proses pembelajaran juga tidak akan
berlangsung. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada diri siswa atau wujud daripada bahan ajar dan atau target
hasil dan proses belajar mengajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
sehingga dapat mendorong proses belajar. Media pembelajaran juga berupa benda
atau alat yang digunakan oleh pendidik untuk memperjelas dan mempermudah dalam
proses pemahaman dan penerimaannnya oleh anak , media yang dimaksud disini
adalah alat peraga dari lingkungan sebagai media pembelajaran yang dapat
membantu pendidik untuk mengetahui semua yang ada pada pikiran anak. Penggunaan
media berupa alat peraga seperti inilah sebagai terobosan agar anak daat
berfikir rasional dengan apa yang kita sampaikan, ditambah lagi metode
balajarnya dikemas dalam permainan yang bisa merubah psikomotor-psikomotor anak
agar anak lebih rileks serta nyaman dengan cara penyampaian meteri. Jenis media
antaranya media audio, media visual, media audio visual.
3.
HUBUNGAN KREATIVITAS DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Tak seorangpun
akan mengingkari bahwa kemampuan-kemampuan dan ciri-ciri kepribadian sampai
tingkat tertentu dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti keluarga dan
sekolah. Kedua lingkungan pendidikan ini dapat berfungsi sebagai pendorong
dalam pengembangan kreativitas anak. Kreativitas itu sangatlah penting bagi
anak untuk meciptakan hal-hal baru yang dapat merubah dan merubah kebiasaan.
Pendidik
apabila melakukan kegiataan pembelajaran kurang memperhatikan langkah-langkah
yang harus dipersiapkan dalam proses pembelajaran, mengambil jalan pintas dalam
pembelajaran menganggap bahwa pendidik merasa telah berpengalaman merasa tidak
perlu membuat persiapan belajar, kurang memahami model pembelajaran yang
efektif dan efisien sehingga pendidik kurang memperhatikan perbandingan jumlah
alat bermain dengan anak-anak. Memaksa hak anak didik adalah kesalahan pendidik
dalam melaksanakan tugasnya melakukan pemaksaan kepada anak didik dan orang tua
anak didik untuk menuruti segala yang diinginkan pendidik. Mengabaikan
perbedaan anak didik, padahal setiap anak memiliki perbedaan yang unik
kekuatan, kelemahan dan minat yang berbeda, latar belakang sosial ekonomi
berbeda juga dalam aktifitas. Dari segi tersebut pendidik tidak diperkenankan mengabaikan
hal semacam ini karena kasus seperti itu sangatlah sering terjadi dan menjadi
kewajaran dimasyarakat padahal dampaknya sangat berpengaruh terhadap peserta
didik. Kasus ini akan saya paparkan sepertinya memang pendidik selalu sebagai
sumber dari segala sumber pembelajaran yang ada, anggapan ini yang masih
melekat pada masyarakat dan anak didik terutama pada usianya yang masih dini
untuk mengenal apa saja media dari pembelajaran yang bisa dimanfaatkan.
Krearif ini akan menunjang daya fikir yang baru serta bervariasi yang dapat menuntun anak untuk selalu berfikir beda dan memunculkan ide-ide baru untuk dirinya serta orang lain. Media pembelajaran juga sangatlah penting untuk menunjang kegitan belajar mengajar jika tidak ada media pembelajaran akanlah sangat hambar, apalagi sasaran utamanya adalah menumbuhkan kreativitas anak dengan metode bermain jika tanpa ada yang namanya media didalamnya pasti yang ada hanya seorang pendidik berdongeng kepada anak didiknya tanpa mengenalkan wujud karena notabene bermain itu adalah hal yang berkaitan langsung dengan media serta alat peraga yang akan digunakan.
Krearif ini akan menunjang daya fikir yang baru serta bervariasi yang dapat menuntun anak untuk selalu berfikir beda dan memunculkan ide-ide baru untuk dirinya serta orang lain. Media pembelajaran juga sangatlah penting untuk menunjang kegitan belajar mengajar jika tidak ada media pembelajaran akanlah sangat hambar, apalagi sasaran utamanya adalah menumbuhkan kreativitas anak dengan metode bermain jika tanpa ada yang namanya media didalamnya pasti yang ada hanya seorang pendidik berdongeng kepada anak didiknya tanpa mengenalkan wujud karena notabene bermain itu adalah hal yang berkaitan langsung dengan media serta alat peraga yang akan digunakan.
Aktifitas
kebanyakan dari anak-anak adalah bermain, malakukan hal yang mereka anggap
menyenangkan dan tanpa ada pertimbangan berarti baginya karena anak pada usia
ini sangatlah senang menghabiskan waktunya untuk bermain. Dalam bermain dapat
menumbuhkan kreativitas karena dalam aktifitas bermain anak-anak cenderung
cepat bosan dan menginginkan hal yang baru, pada tahap ini pendidik sangat
berperan karena pendidik dapat menyediakan bahan-bahan untuk anak dan memantau
anak dalam bermain dan melakukan percobaan sendiri, pendidik harus terus
membimbing dan memantau perkembangan bermain anak agar anak dapat memahami dan
menciptakan ide baru entah itu membuat bahan-bahan yang telah disediakan
menjadi objek bermain ataukah digunakan untuk hal baru yang terpenting anak
menemukan dan menciptakan sendiri. Anak belajar dari bermain dan pengalamannya
bermain dimasa lampau yang menyenangkan dengan bahan, benda, maupun temannya
menjadikan anak pertumbuhan dan perkembangannya optimal baik fisik, fikiran dan
emosinya. Pemilihan bermain yang tepat adalah kuncinya, contoh bermain peran
atau drama permainan ini sangat bagus untuk melatih kepekaan imajinasi sarta
sosial anak karena anak pada posisi ini memerankan bukan dirinya dan disini
timbul kreativitas anak untuk memerankan peran tersebut, permainan ini adalah
dasar perkembangan daya cipta, kerjasama kelompok, dan penyerapan kosa kata.
Kemudian bermain pembangunan jadi anak diajak untuk bermain dengan
miniatur-miniatur replika bangunan misalkan miniatur sekolah, pendidik
mengarahkan agar anak mengambil peran sebagai pengatur bangunannya, untuk
melatih anak mengembangkan ketrampilannya yang akan mendukung sekolahannya
dikemudian hari. Pemilihan strategi pembelajaran kreatif berpusat pada anak,
mendorong perkembangan daya pikir dan daya cipta. Pendidik tidak boleh
memberikan perintah untuk melakukan sesuatu tetapi langsung turun tangan
membantu anak ketika mengalami kesulitan atau kendala agar yang tetap menjadi
pemegang peran dalam hal tersebut adalah peserta didik.
Pendidikan memiliki strategi yang
tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan
baru, memberikan teladan kepada seluruh peserta didik mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif. Kemudian pendidik harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi kepada peserta didik dalam melakukan kegiatam
bermain khususnya, motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui lingkungan fisik yang
didalamnya mencakup ruang belajar, tempat bermain, serta sarana yang ada serta
mengatur lingkungan yang aman dan menyenangkan. Pengaturan suasana bermain
pendidik harus mampu menciptakan hubungan yang harmonis tidak lupa pula
penanaman sikap disiplin yang diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif
dan efisien, serta dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan. Memberikan
dorongan kepada peserta didik sehingga dapat meningkatkan permainan yang sedang
dihadapi, mengeluarkan isi hati dan merealisasikan gagasan yang ada pada
dirinya, memberikan reward untuk anak agar semangat anak dalam pembelajaran
semakin besar. Pemilihan strategi pembelajaran kreatif harus berpusat pada anak
artinya anak merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik, mendorong perkembangan, daya fikir, daya cipta dan komunikasi sebagai
dasar pembentukan pribadi yang utuh.
Ketika melakukan proses bermain anak
merasa senang dan bahagia, pada saat itu untuk memberikan rangsangan atau
motivasi sangat tepat, sasaran tersebut mengacu pada kecerdasan linguistic yang dapat berkembang bila
dirangsang melalui berbicara, mendengar, membaca, menulis, berdiskusi dan
bercerita, perangsangan melalui irama nada, melalui kegiatan berhitung dan
bermain dengan benda-benda, kecerdasan kinestetik
yang dapat dirangsang melalui gerakan, tarian, olahraga dan olah tubuh,
kecerdasan yang mampu mengenal dan mencintau Tuhan penciptanya yang dirangsang
melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama, kecerdasan sosial tentang hubungannya dengan orang lain dapat dirangsang
melalui bermain bersama teman, kerjasama serta memecahkan konflik, sarta ada
satu lagi menurut pemaparan saya acuan tersebut adalah kecerdasan interpersonal kemampuan unntuk
melakukan hubungan dengan diri sendiri yang dirangsang melalui pengembangan
konsep diri, harga diri, percaya diri dan mampu mengkontrol diri serta
disiplin.
4.
KESIMPULAN
Media
pembelajaran dapat dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
pembelajaran untuk membawa informasi berupa pembelajaran dari pendidik kepada
siswa. Dalam kontek Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tentunya harus lebih
selektif dalam pemilihan media pembelajaran, dengan pendekatan bermain anak
lebih tertarik dan senang untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar sehingga
pendidik dapat memanfaatkan hal tersebut untuk menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai. Metode ini juga memudahkan untuk
menarik minat anak, anak marasa tidak akan terbebani dengan metode pembelajaran
ini karena secara tidak langsung pengemasan pembelajaran yang berbeda dari
kebanyakan metode belajar saat ini yang menerapkan hafal dan menghitung tetapi
pada dasarnya adalah belajar dan mengembangkan kreativitas anak melalui bermain
edukatif.
Untuk lebih jelasnya lagi dapat
berupa hakikat anak bermain sangat banyak waktunya dibandingkan dengan
belajarnya, untuk itu hal ini dapat dimanfaatkan juga saat anak bermain
diberikan pembelajaran-pembalajaran didalamnya yang secara tidak langsung anak
itu belajar sambil bermain. Kretivitas anak dapat terasah melalui kegitan
permainan yang edukatif yang mendorong anak untuk aktif mengembangkan idenya
dalam permainan. Permainan edukatif ini dapat bersumber pada lingkungan alam
sekitar anak yang tujuannya agar anak belajar sembari mengenal lingkungannya
karena lingkungan merupakan media yang sangat tepat untuk dijadikan bahan
pembelajaran bagi anak. Permainan tersebut berupa bahan mentah atau bahan sudah
siap pakai digunakan untuk media pembelajaran edukatif, maupun yang harus
dibuat baru atau dimodifikasi oleh anak untuk melihat sejauh mana krearivitas
anak tersebut. Permainan edukatif kreatif sebagai sumber pengetahuan,
ketrampilan yang baru bagi anak sekaligus sebagai media pengembangan nalar dan
kreativitas anak seperti berfikir, memecahkan masalah sendiri serta berbuat
secara sistematik.
Tapi
tentunya penerapan sistem belajar sambil bermain ini tidak sepenuhnya dapat
diterima oleh masyarakat karena anggapan-anggapan yang sudah mendarah daging
pada masyarakat bahwasannya diwaktu anak belajar anak harus belajar dan diwaktu
bermain untuk bermain dan tanpa didampingi saat bermain tersebut. Untuk ini
upaya pertama yang harus dilakukan adalah meyakinkan khalayak umum bahwa pada
hakikatnya waktu bermain anak adalah waktu dimana dia belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief
S, Sadiman. 1986. Media Pendidikan :
Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya.
Jakarta: Pustekom Dikbud dan CV. Rajawali.
Dananjaya, Utomo. 2011. Media pembelajaran aktif. Bandung: Nuansa.
Kuntjojo. 2012. Konsep-konsep dasar pendidikan anak usia dini. diunduh dari
http://pgpaud.unpkediri.ac.id/index.php/web/detberita/berita/23 pada23 oktober
2013.
Munandar,
Utami. 2004. Pengembangan kreativitas
anak berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Republik Indonesia. 2003. Undang-
Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional. Jakarta
Republik Indonesia. 2003.
Undang-undang Nomer 28 Tahun 2003 Pasal 28 tentang
PAUD. Jakarta
Susanto,
Ahmad. 2011. Perkembangan anak usia dini:
Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada media group.
Semiawan,
Canny R. 2009. Kreativitas keberbakatan:
mengapa, apa dan bagaimana. Jakarta: PT. Indeks.
[1]
Pengertian PAUD menurut saya, Sumber http://pgpaud.unpkediri.ac.id/index.php/web/detberita/berita/23
(diakses pada 23 oktober 2013)
[2]
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
[3]
Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2003 Pasal 28 tentang PAUD
[4]
Pengembangan dari saya dari hasil saya membaca buku Perkembangan anak usia dini
karangan Ahmad Susanto (halaman 119-120)
[5] Kutipan
langsung ini saya ambil untuk menguatkan pembahasan tentang pengertian apa itu
media dan kutipan tersebut saya ambil
dari buku Media Pendidikan (1986 : 4)
Langganan:
Postingan (Atom)